Selasa, 21 Maret 2017

Ada hikmah di hari ini...; Tadi siang, di sela-sela aktivitas belajar mengajar di sekolah ada seorang ibu datang dengan niat bertanya-tanya tentang pendaftaran anaknya yang akan masuk sekolah dasar di tahun ini. sang ibu bercerita panjang lebar tentang anak

Selasa, 20 Januari 2015

“Mereka yang dididik Islam lebih lurus jalannya, lebih kuat tekadnya, lebih mampu memikul tanggungjawab, lebih serius dalam mengambil dan melaksanakan sesuatu. Sebab, mereka punya hati nurani sebagai penjaga, punya agama sebagai sandaran dan punya Al-Qur’an sebagai petunjuk jalan” (Sayyid Quthb)

Minggu, 14 September 2014

The Abundance of Good In the name of Allah, the Beneficent, the Merciful. [108.1] Surely We have given you Kausar, [108.2] Therefore pray to your Lord and make a sacrifice. [108.3] Surely your enemy is the one who shall be without posterity,

Rabu, 11 Februari 2009

Mereka Bertutur tentang Eddi

Jadilah Mahasiswa Sejati…

Ada yang istimewa dari Presiden Mahasiswa UIN SUSKA RIAU saat ini. Tinggi badannya hanya satu meter setengah lebih sedikit berbalut kulit Sawo matang khasnya orang timur tulen yang dibekali kemampuan kepemimpinan. Rasa santun dan penampilan yang Nasionalis menjadikan tambahan dalam perpaduan dirinya yang masih berstatus Bujang Mahasiswa. Simple banget…!

Oleh: Temazomi (Wartawan Tabloid GAGASAN)


Rasanya tak ada yang heran jika pemimpin itu mempunyai seabrek aktivitas. Maklum, kompetensi menjadi seorang pemimpin itu haruslah sesuai dengan kemampuannya menjalani banyaknya jam terbang dalam berbagai aktivitas yang intinya terus mempunyai peningkatan kualitas dalam skill kepemimpinan yang dia miliki. Namun, tidaklah kemudian kesibukan itu membuat sang pemimpin menjadi capek dan duduk terhenyak dalam menikmati peristirahatannya, karena kesibukan itu menjadi kenikmatan tersendiri baginya dalam menjalani profesi sebagai mahasiswa dan seorang pemimpin mahasiswa.
Begitulah pengakuan polos dari pemimpin kita yang satu ini. Pemuda lajang yang mempunyai nama lengkap Eddi Rusydi Arrasyidi ini memang telah lama mengenyam pengalaman kepemimpinan dalam kehidupannya. Sedari kecil disiplin kepemimpinan telah ditanamkan orang tua kepadanya. Walhasil, edy kecil sangat mengidolakan Try Sutrisno sebagai pemimpin panutannya. Namun, kalau ditanya sekarang, dia akan dengan enteng menjawab “Try Sutrisno kan idola saya waktu kecil, karena kecil saya masih berfikir nasional. Tapi sekarang, kita harus sudah berfikir internasional, ya tentunya pemimpin idola saya sekarang Mahmoud Ahamdinejad”. Itulah ulasannya ketika ditanya tentang kepemimpinan idolanya. Mau tahu alasannya? Kepada ‘gagasan’ beliau memberikan deskripsi yang simple tentang idolanya itu, “Mahmoud Ahmadinejad telah berhasil memadukan antara kepemimpinan berbasil Moral dan intelektual, yang dengan sendirinya akan terwujudlah kepemimpinan transformasional dalam sebuah pemerintahan. Nah… itu yang belum terwujud di Indonesia”.
‘Hujan tidak akan jauh jatuhnya dari cucuran atap’, begitulah pepatah orang tua mengajari kita. Begitu juga halnya dengan Bang E, begitu dia biasa disapa, Beliau memang dilahirkan dari keluarga yang senantiasa menanamkan nilai-nilai kepemimpinan sehingga itu menjadi modal besar baginya dikemudian hari. Meskipun demikian, tidak dengan serta-merta membuat cowok yang hobby membaca dan diskusi ini menjadi larut dalam ketergantungan keluarga. “Laisa al Fata Man qola Kana Abiy, Walakinna al Fata Man qola Ha ana iy” itulah sepenggal kalimat yang pernah dilontarkan oleh Ali Bin Abi Thalib, menhujam dalam prinsip hidup pemimpin kita ini. Dia tidak mau menjadikan keluarga sebagai tempat berkeluh kesah apalagi bermanja-manja. Kemandirian menjadi ciri tersendiri dalam kehidupannya, kehidupan yang mulai menampakkan titik terang dalam karir kepemimpinannya.
Ketika diajak membicarakan kampus, cowok yang berperawakan ‘kurang meyakinkan’ ini, memiliki cita-cita yang besar. Cita-cita yang beliau kemukakkan kepada gagasan, layaknya menjadi cita-cita pemimpin kampus (Rektor) masa depan. Berawal dari kerisauan beliau terhadap kondisi SDM UIN SUSKA yang semakin hari semakin bergantung pada Ilmuwan yang tidak dibesarkan pada kampus ini, dia mengemukakan perlu adanya Regeneration Thinking yang tidak hanya melihat, berfikir dan menempatkan SDM di kampus yang hampir berusia setengah abad ini berdasarkan kedekatan emosional, “Namun harus lebih dalam peninjauannya pada aspek intelektual dan manejerial yang dimiliki” tandasnya kepada Temazomi dari Gagasan. Permasalahan yang beliau khawatirkan memang tidak bisa dipandang sebelah mata, permasalahn tersebut akan menjadi momok yang besar tidak hanya bagi UIN SUSKA ini sendiri, namun akan menjadi permaslahan Riau ke depan, yang memang sebagian besar Ulama serta Tokoh agam di Riau lahir dari Kampus ini.
Hal kedua yang dikemukakan cowok manis, berjenggot tipis dan tidak berkumis ini kepada Gagasan adalah perlunya paradigma transformasional dalam menjadikan kampus ini menjadi kampus unggul di kawasan asia tenggara. Beliau beranggapan sudah saatnya kita merubah paradigma lama di kampus kita ini yang lebih cenderung kepada profit oriented dalam menjalani proses pendidikan ke paradigma baru yang akan menggiring kita pada persaingan global. “kalau kita hanya berkutat pada pola pikir lama yang selalu meributkan mau jadi apa selesai kuliah, kita tidak akan dipandang dimata dunia. Sudah saatnya kita berfikir global dalam membangun perdaban bangsa kita ini” tutur Mahasiswa ’04 yang bercita-cita melanjutkan pendidikannya ke Australia ini beralasan. Memang benarlah adanya, kampus kita ini selalu mengumandangkan cita-cita yang besar, namun banyak yang membisu ketika melihat kondisi internal di kampus ini yang masih disibukkan pada persoalan-persoalan yang tidak krusial dalam halkemajuan.
Berbicara mengenai mahasiswa di kampus, pemimpin kampus yang lahir tanggal 28 maret 1985 ini, memiliki keinginan yang simple, yang tidak terlalu sulit untuk menggapainya. “Pergerakan mahasiswa adalah denyut jantung peradaban” itulah ungkapan pertamanya ketika memulai pembicaraan tentang Mahasiswa. Besar memang harapan bangsa kepada mahasiswa, sebab mahsiswa adalah generasi masa depan yang akan meneruskan perjalanan suatu bangsa, mahasiswa adalah sosok pemikir-pemikir muda dalam upaya penyelesaian permasalahan bangsa. “Mahasiswa adalah solusi, bukan bagian dari masalah” begitulah ungkapnya. Perananan mahasiswa dalam memberikan kontribusi terhadap bangsanya haruslah ditunjukkan dengan pikiran-pikiran dan karya-karya nyata terhadap bangsa tersebut. Mahasiswa harus berdiri di garda depan dalam posisi sebagai social control bagi jalannya pemerintahan, sehingga kekhawatiran masyarakat terhadap pemerintahan yang korup tidak lagi menjadi beban. Mahasiswa mestinya menjadi pemikir-pemikir alternative di tengah krisis yang melanda bangsa ini, sehingga krisis yang dihadapi tidak menjadi berlarut-larut, justeru bisa diatasi secepatnya. Mahasiswa hendaknya berperan serta melakukan edukasi-edukasi terhadap masyarakat dalam upaya memposisikan masyarakat Indonesia dipandang di mata dunia. Pertanyaan yang dilontarkannya “sudahkah ada kontribusi kita untuk hal yang demikian?”.
Masih banyaknya kita temukan mahasiswa memanfaatkan bangku kuliah sebagai tempat pelarian dari pengawasan orang tua adalah sebuah kenyataan pahit ditengah besarnya harapan bangsa terhadap generasi muda. Generasi muda dalam hal ini Mahasiswa seyogyanya berfikir komprehensif untuk kehidupannya dan kehidupan di sekelilingnya. Kita sebagai mahsiswa harus mampu memadukan antara latar belakang serta masa lalu yang penuh harapan dengan proses yang kita lalui sekarang dalam rangka menuju kesuksesan hidup di masa yang akan datang. “kuncinya, dalam menjalani proses sekarang ini kita harus mengoptimalkan potensi yang kita miliki” tandas Mahasiswa jurusan Bahasa Inggris yang hobby Bahasa Arab ini. Menurutnya juga, dalam menjalani kehidupan kampus, mahasiswa tidak boleh pernah terlepas dari tiga tradisi ilmiah mahasiswa, yaitu: Membaca, Diskusi dan Menulis. Beliau beranggapan, ketika tiga hal itu sudah melekat pada mahasiswa, maka kemajuan itu akan mudah kita dapatkan. “Membaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita dalam menyerap ilmu dan informasi yang sedang berkembang, Diskusi merupakan wadah transfer dan berbagi ilmu yang akan membuahkan pokok pemikiran-pemikiran dalam menyelesaikan sebuah permasalahan, dan Menulis adalah tradisi untuk menuangkan ide serta gagasan yang kita miliki kepada orang-orang yang membutuhkan curahan ilmu dari kita” imbuhnya seraya menjelaskan.
Naahh…, kalau hal di atas sudah kita pahami dan mencoba untuk menerapkannya, pemimpin kita ini berani menjamin bahwa sosok mahasiswa sejati akan melekat pada diri kita, mahasiswa yang akan menjadi figur teladan ditengah masyarakat untuk kemudian siap tampil ditengah masyarakat. Eit..! tapi Sang Presiden kita ini masih memberikan satu resep lagi untuk menyempurnakan cita-cita besar tersebut, “Mahasiswa mestinya tidak hanya sebagai penuntut ilmu di bangku kuliah, namun haruslah menjadi seorang pembelajar yang tidak dibatasi ruang dan waktu” itulah ungkapannya. Ketika ditanya maksudnya, beliau memberikan deskripsi “Kalau kita berharap dan menuntut ilmu di bangku kuliah saja, kita hanya akan mendapatkan suguhan spesialisasi ilmu sesuai jurusan kuliah kita. Namun sang pembelajar sejati akan menjadikan alam sekelilingnya menjadi guru, termasuk berorganisasi, karena dengan berorganisasilah kita akan mendapat pengalaman yang berharga untuk dibawa ke kehidupan social nyata ketika kita selesai kuliah” pungkas lelaki muda yang bercita-cita mendapat kesempatan untuk melakukan orasi pada organisasi dunia sekelas PBB ini sambil menutup pembicaraannya. (Temazomi,Juli 2008)
Nama : Eddi Rusydi Arrasyidi
Panggln : Edy
TTL : Kampar, 28 Maret 1985
Alamat : Jl. Muslimin, Kel. Sidomulyo Timur, kec. Marpoyan Damai, Pekanbaru
Hp : 0812 682 268 3
Hobbi : Membaca & Diskusi
Pendidikan : English Education Department of Tarbiyah and Teacher Training Faculty UIN SUSKA Riau
Amanah : Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan(2007-2008)
Ketua Dewan Mahasiswa UIN
SUSKA Riau (2008-2009)
Motto : اعمل لدنياك كأنك تعيش آبدا واعمل لآخرتك كأنك تموت غدا
Pesan : Be Yourself! But, don’t look down anyone!